Senin, 24 Desember 2012

Tanda Dan Ciri Pranata Mangsa Warisan Budaya Indonesia

Dalam Seni Jawa Kuno Warisan Budaya Indonesia ada beberapa musim yang disebut Pranata Mangsa. Bagi para orang tua Pranata Mangsa mungkin sudah tidak asing lagi terdengar, tapi bagi para anak2 dan pemuda/pemudi masa kini mungkin banyak yang tidak mengetahuinya. Tidak bisa dipungkiri, karena perkembangan jaman yang semakin pesat dan banyaknya ilmu pengetahuan modern yang mereka dapat membuat mereka lupa pada warisan budaya indonesia. Dalam kesempatan kali ini Seni Jawa Kuno akan membeberkan Tanda Dan Ciri Pranata Mangsa Warisan Budaya Indonesia.

Pranata mangsa (bahasa Jawa pranåtåmångså, berarti "ketentuan musim") adalah semacam penanggalan yang dikaitkan dengan kegiatan usaha pertanian, khususnya untuk kepentingan bercocok tanam atau penangkapan ikan. Pranata mangsa berbasis peredaran matahari dan siklusnya (setahun) berumur 365 hari (atau 366 hari) serta memuat berbagai aspek fenologi dan gejala alam lainnya yang dimanfaatkan sebagai pedoman dalam kegiatan usaha tani maupun persiapan diri menghadapi bencana (kekeringan, wabah penyakit, serangan pengganggu tanaman, atau banjir) yang mungkin timbul pada waktu-waktu tertentu.

No.
Hamaning Mangsa
Waktu Mangsa
Umur Wastu
Wuntu
1.
Kasa (kartika)
22 Juni – 1 Agustus
41
41
2.
Karo (poso)
2 Agustus – 24 Agustus
23
23
3.
Katelu
25 Agustus – 17 September
24
24
4.
Kapat (sitra)
18 Sepetember – 12 Oktober
25
25
5.
Kalima (manggala)
13 Oktober – 8 November
27
27
6.
Kanem (naya)
9 November – 21 Desember
43
43
7.
Kapitu (palguna)
22 Desember – 2 Februari
43
43
8.
Kawolu (wasika)
3 Februari – 28 Februari
26
27
9.
Kasanga (jita)
1 Maret – 25 Maret
25
25
10.
Kasadasa (srawana)
26 Maret – 18 April
24
24
11.
Dhesta (pradawana)
19 April – 11 Mei
23
23
12.
Sadha (asuji)
12 Mei – 21 Juni
41
41



365
366

1. Kasa (Kartika) 
  • Mangsa utama : Ketiga - Terang
  • Rentang Waktu : 22 Juni – 1 Ags (41 hari)
  • Candra : Sesotya murcå ing embanan ("Intan jatuh dari wadahnya" > daun-daun berjatuhan)
  • Ciri - ciri : Daun-daun berguguran, kayu mengering; belalang masuk ke dalam tanah
  • Tuntunan Bagi Petani : Saatnya membakar jerami; mulai menanam palawija
2.  Karo (Pusa)
  • Mangsa utama : Ketiga - Paceklik
  • Rentang Waktu : 2 Ags – 24 Ags (23 hari)
  • Candra : Bantålå rengkå ("bumi merekah")
  • Ciri - ciri : Tanah mengering dan retak-retak, pohon randu dan mangga mulai berbunga
  • Tuntunan Bagi Petani : -
3. Katelu (Manggasri)
  • Mangsa utama : Ketiga - Semplah
  • Rentang Waktu : 25 Ags – 18 Sept (24 hari)
  • Candra : Sutå manut ing båpå ("anak menurut bapaknya")
  • Ciri - ciri : Tanaman merambat menaiki lanjaran, rebung bambu bermunculan
  • Tuntunan Bagi Petani : Palawija mulai dipanen
4.  Kapat (Sitra)
  • Mangsa utama : Labuh - Semplah
  • Rentang Waktu : 19 Sept – 13 Okt (25 hari)
  • Candra : Waspå kumembeng jroning kalbu ("Air mata menggenang dalam kalbu" > mata air mulai menggenang)
  • Ciri - ciri : Mata air mulai terisi; kapuk randu mulai berbuah, burung-burung kecil mulai bersarang dan bertelur
  • Tuntunan Bagi Petani : Panen palawija; saat menggarap lahan untuk padi gaga
5. Kalima (Manggakala)
  • Mangsa utama : Labuh - Semplah
  • Rentang Waktu : 14 Okt – 9 Nov (27 hari)
  • Candra : Pancuran mas sumawur ing jagad ("Pancuran emas menyirami dunia")
  • Ciri - ciri : Mulai ada hujan besar, pohon asam jawa mulai menumbuhkan daun muda, ulat mulai bermunculan, laron keluar dari liang, lempuyang dan temu kunci mulai bertunas
  • Tuntunan Bagi Petani : Selokan sawah diperbaiki dan membuat tempat mengalir air di pinggir sawah, mulai menyebar padi gaga
6.  Kanem (Naya)
  • Mangsa utama : Labuh - Udan
  • Rentang Waktu : 10 Nov – 22 Des (43 hari)
  • Candra : Råså mulyå kasuciyan
  • Ciri - ciri : Buah-buahan (durian, rambutan, manggis, dan lain-lainnya) mulai bermunculan, belibis mulai kelihatan di tempat-tempat berair
  • Tuntunan Bagi Petani : Para petani menyebar benih padi di pembenihan
7. Kapitu (Palguna)
  • Mangsa utama : Rendheng - Udan
  • Rentang Waktu : 23 Des – 3 Feb (43 hari)
  • Candra : Wiså kéntir ing marutå ("Racun hanyut bersama angin" > banyak penyakit)
  • Ciri - ciri : Banyak hujan, banyak sungai yang banjir
  • Tuntunan Bagi Petani : Saat memindahkan bibit padi ke sawah
8.  Kawolu (Wisaka)
  • Mangsa utama : Rendheng - Pangarep-arep
  • Rentang Waktu : 4 Feb – 28/29 Feb (26/27 hari)
  • Candra : Anjrah jroning kayun ("Keluarnya isi hati" > musim kucing kawin)
  • Ciri - ciri : Musim kucing kawin; padi menghijau; uret mulai bermunculan di permukaan
  • Tuntunan Bagi Petani : -
9. Kasanga (Jita)
  • Mangsa utama : Rendheng - Pangarep-arep
  • Rentang Waktu : 1 Mar – 25 Mar (25 hari)
  • Candra : Wedharing wacånå mulyå ("Munculnya suara-suara mulia" > Beberapa hewan mulai bersuara untuk memikat lawan jenis)
  • Ciri - ciri : Padi berbunga; jangkrik mulai muncul; tonggeret dan gangsir mulai bersuara, banjir sisa masih mungkin muncul, bunga glagah berguguran
  • Tuntunan Bagi Petani : -
10. Kasadasa (Srawana)
  • Mangsa utama : Marèng - Pangarep-arep
  • Rentang Waktu : 26 Mar – 18 Apr (24 hari)
  • Candra : Gedhong mineb jroning kalbu ("Gedung terperangkap dalam kalbu" > Masanya banyak hewan bunting)
  • Ciri - ciri : Padi mulai menguning, banyak hewan bunting, burung-burung kecil mulai menetas telurnya
  • Tuntunan Bagi Petani : -

11. Dhesta / Hapit Lemah (Padrawana)
  • Mangsa utama : Marèng - Panèn
  • Rentang Waktu :  19 Apr – 11 Mei (23 hari)
  • Candra : Sesotyå sinåråwèdi ("Intan yang bersinar mulia")
  • Ciri - ciri : Burung-burung memberi makan anaknya, buah kapuk randu merekah
  • Tuntunan Bagi Petani : Saat panen raya génjah (panen untuk tanaman berumur pendek)
12. Sadha / Hapit Kayu (Asuji)
  • Mangsa utama : Marèng - Terang
  • Rentang Waktu : 12 Mei – 21 Juni (41 hari)
  • Candra : Tirtå sah saking sasånå ("Air meninggalkan rumahnya" > jarang berkeringat karena udara dingin dan kering)
  • Ciri - ciri : Suhu menurun dan terasa dingin (bediding)
  • Tuntunan Bagi Petani : Saatnya menanam palawija: kedelai, nila, kapas, dan saatnya menggarap tegalan untuk menanam jagung.
Para pendahulu kita sudah menggunakan Tanda Dan Ciri Pranata Mangsa Warisan Budaya Indonesia diatas yang diwariskan secara turun temurun. Tapi pada masa modern sekarang ini sudah banyak yang meninggalkannya. Perubahan cuaca dan iklim yang tidak dapat diprediksi memang sudah merusak Pranata Mangsa. Akan tetapi jika kita kaji lebih dalam tentunya itu menjadi tanggung jawab kita bersama yang telah merusak keseimbangan alam. Pembalakan liar, polusi udara, pencemaran lingkungan dll telah merusak Tanda Dan Ciri Pranata Mangsa Warisan Budaya Indonesia.

Ditulis Oleh : Baguse Narso Seni Jawa kuno, Updated at: 09.55

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More
Seni Jawa Kuno. Diberdayakan oleh Blogger.
Review http://senijawakuno.blogspot.com/ on alexa.com